Pakar Jaringan 5G di Indonesia Tak Akan Ganggu Penerbangan

Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar menyebut jaringan 5G di Indonesia disebut tidak akan memberikan gangguan pada perangkat elektronik pesawat.

Implementasi 5G di Indonesia tidak akan menggunakan frekuensi C-band yang merupakan tempat untuk jaringan radio telemetry untuk pengukuran altimeter penerbangan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Salahuddien Manggalanny, Wakil Direktur Operasi Cyber Security Independence Resilience Team of Indonesia.


Salahuddien menjelaskan bahwa sifat spektrum dan alokasi yang spesifik di setiap negara dengan geografis berbeda pengaruhnya pada frekuensi di tabel alokasi tertentu, maka hampir selalu terjadi "dispute" ketika diimplementasikan dalam kondisi nyata.

Itu termasuk radio telemetry untuk pengukuran altimeter penerbangan yang standar internasionalnya menggunakan frekuensi C-band atas (4200-4800 Mhz).

Di Amerika, frekuensi tersebut kosong sehingga dialokasikan untuk 5G.

"Sedangkan di Indonesia sebaliknya, untuk rencana implementasi 5G tidak akan menggunakan spektrum C-band baik yang bawah maupun yang atas, karena perbedaan prioritas, karakteristik spektrum dan exisisting primary service yang masih dibutuhkan masyarakat," ujar Salahuddien pada CNNIndonesia.com, Kamis (4/11).

Pernyataan tersebut berkaitan dengan berita otoritas penerbangan Amerika Serikat (FAA) memberi peringatan kalau jaringan 5G berpotensi memberi gangguan pada perangkat elektronik pesawat yang sensitif.

Kemungkinan gangguan keselamatan lalu lintas udara ini sudah dibicarakan FAA dengan otoritas komunikasi AS (FCC). Peringatan ini diberikan FAA terkait rencana FCC untuk mulai menambah spektrum frekuensi 5G di negara itu mulai 5 Desember mendatang.

Gangguan interferensi 5G ini disebut FAA bisa "mengurangi kemampuan sistem keselamatan dan peralatan lain yang bergantung pada altimeter radio, terutama ketika (pesawat) beroperasi di ketinggian rendah."

Menurut Salahuddien, Amerika Serikat yang merupakan negara produsen teknologi dan industri penerbangan berkepentingan dengan potensi 'tabrakan' alokasi spektrum frekuensi C-band ini dengan kepentingan industri 5G yang Amerika.

"Jadi, menurut pengamatan saya, peringatan FAA ini lebih dilandasi motivasi kepentingan industri ketimbang isu teknis." ujar Salahuddien.

"Secara teknis belum ada isu konkret akan mengganggu layanan primer lainnya sebagaimana dikhawatirkan FAA." lanjutnya.

Salahuddien menyebut Indonesia tak perlu mengkhawatirkan isu tersebut karena di Indonesia justru sangat padat penggunaan C-band selama ini dan tidak pernah ada insiden gangguan terhadap layanan primer radio telemetry untuk altimeter (pengukur ketinggian) di penerbangan.

Selain itu, teknologi radio telemetry penerbangan sendiri sebenarnya sudah dilengkapi kemampuan untuk menghindari gangguan antara lain dengan teknikfrequency hopping.

Teknologi memungkinkan perpindahan kanal frekuensi secara otomatis ketika bertabrakan dengan transmisi lain di alokasi yang sama.

(mrh/fjr)

[Gambas:Video CNN]

Related Posts

0 Response to "Pakar Jaringan 5G di Indonesia Tak Akan Ganggu Penerbangan"

Post a Comment